Jakarta, Jalaludin Rumi. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menandatangi nota kesepahaman dengan Putera Sampoerna Foundation untuk program peningkatan kualitas guru di pesantren, Selasa (15/3) di Gedung PBNU Jakarta.
Dalam sambutannya, Kang Said mengatakan bahwa ada empat metode pengajaran yang ada di dunia pesantren. Ada empat metode pengajaran di pesantren; tiga hanya ada di pesantren, dan yang satu ada juga di luar pesantren, kata Kang Said.
Kang Said Jelaskan Kekhasan Pengajaran di Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online) |
Kang Said Jelaskan Kekhasan Pengajaran di Pesantren
Pertama adalah talim (transfer ilmu). Kang Said menjelaskan bahwa metode ini ada di pesantren dan juga di luar pesantren. Bedanya kalau di pesantren proses transfer ilmu berlangsung sehari semalam, tetapi di luar pesantren hanya berlangsung setengah sampai satu hari. Kedua, tadris (mengamalkan ilmu). Untuk metode kedua ini, Kang said memberikan contoh bahwa santri yang terbiasa shalat dengan kiainya, mereka tidak perlu menghafalkan doa setelah shalat karena mereka sudah hafal dengan sendirinya.Yang ketiga adalah tadib (disiplin). Lima menit sebelum kiai mengajar, santri sudah harus di tempat. Kalau seandainya mereka telat, mereka akan malu banget dan duduk di luar (pesantren), jelas kiai asal Cirebon itu.
Jalaludin Rumi
Disiplin, sambung Kang Said, meliputi semua kegiatan belajar mengajar di pesantren seperti disiplin dalam mengerjakan shalat, disiplin dalam mengikuti semua kegiatan pondok, disiplin taat pada kiai, dan lain sebagainya.Jalaludin Rumi
Keempat, tarbiyah (mengembangkan, meningkatkan, dan membangun). Kang Said menuturkan bahwa Kiai itu merupakan murobbi (yang mengembangkan). Ia meberikan contoh bahwa anak kecil itu ciptaaannya Allah robb (yang menciptakan), sedangkan kiai adalah seorang murobbi yang mengembangkan, membangun, meningkatkan, dan menyempurnakan akhlak dan ilmu santri-santri tersebut.Lebih lanjut, Kang Said menuturkan bahwa pesantren bukan hanya menanamkan cinta Islam, tapi juga cinta tanah air santri-santrinya. Bagi kiai, tidak penting nama pesantrennya itu terkenal karena yang penting nama desanya. Contoh pesantren Lirboyo, pesantren Tebuireng, dan lainnya, saya kira jarang yang tahu nama pesantrennya. Itu semua kan nama desanya, terangnya.
Dengan demikian, Kang Said menilai bahwa bangsa ini akan rugi kalau tidak memperhatikan dan meniru sistem pendidikan pesantren. Tirulah pesantren. Rugi kalau bangsa Indonesia meninggalkan metode pengajaran pesantren. Rugi besar bangsa ini, pungkasnya. (Ahmad Muchlishon/Fathoni)
Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/66546/kang-said-jelaskan-kekhasan-pengajaran-di-pesantren
Jalaludin Rumi
EmoticonEmoticon