Leeds, Jalaludin Rumi. Masa-masa akhir short course yang diikuti oleh para kyai muda NU diisi dengan dialog antar agama dengan menghadirkan para tokoh dari bebarapa agama untuk mempresentasikan tentang ajaran yang mereka anut.
Selama tanggal 2 dan 3 Februari, terdapat 3 orang pemimpin agama yang diundang. Mereka meliputi John Holmes dari sekte Quakerism, Rabbi Michael Treblow dari agama Yahudi dan Dev Nick Baker dari sekte Metodism. Dialog yang terjadi diantara dua pihak sangat menarik karena para peserta sangat antusias untuk mencari tahu tentang agama lain. Beberapa sesi bahkan molor karena banyak pertanyaan yang diajukan dan harus dijawab secara panjang lebar.
Quakerism merupakan salah satu aliran yang cukup menarik yang tumbuh di Inggris pada abad 16 M ketika injil mulai diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. John Holmes mengungkapkan bahwa dengan penerjemahan tersebut, orang menjadi tahu arti injil dan merasa bahwa selama ini banyak ajaran gereja yang tidak sesuai dengan injil seperti ajakan perang dengan mengatasnamakan tuhan padahal tuhan memiliki sifat kasih.
Beberapa ajaran yang dipegang teguh adalah menjaga kepercayaan sehingga mereka menolak bersumpah karena dalam kehidupan sehari-hari sudah bertindak jujur, menentang perang, berdagang secara adil, mencintai lingkungan, sebagian besar penganut vegetarian, serta egaliter.
Dialog Antar Agama Jadi Topik yang Menarik di Leeds (Sumber Gambar : Nu Online) |
Dialog Antar Agama Jadi Topik yang Menarik di Leeds
Karena menolak bersumpah, pada zaman dahulu banyak diantara mereka yang masuk penjara dan tidak bisa memasuki universitas karena pada awal masuk tersebut, diharuskan mengucapkan sumpah. Karena itu, mereka banyak memasuki sektor bisnis dan berhasil dengan baik karena banyak orang yang memiliki persepsi bahwa penganut Quakerism menjaga kepercayaan dan berdagang secara adil.Sementara itu, aliran Methodist berkembang ketika terjadi revolusi industri di Inggris pada abad ke 18 M. Pada masa tersebut, hubungan antara Gereja Anglikan dan kaum kapitalis cukup erat sehingga banyak diantara pendeta yang dianggap mengabaikan tugasnya dan mengikuti gaya hidup mewah.
Aliran ini dikembangkan oleh Charles Wesley dan John Wesley, dua bersaudara yang saat itu sedang belajar di di Fakultas Agama Oxford University dan tetap rajin mempelajari agama dengan cara-cara yang sistematis sehingga mereka disebut Methodist.
Jalaludin Rumi
Dua bersaudara tersebut banyak mengunjungi daerah pedesaan dan kelompok miskin lainnya yang kurang tersentuh ajaran agama. Pada masa ketika masih banyak buta huruf, mereka menggunakan hymne sebagai media untuk mengajarkan agama. Sampai saat ini, perhatian mereka terhadap kaum miskin tetap besar dan saat ini banyak berfokus di dunia ketiga.Jalaludin Rumi
Aliran ini juga melarang jamaahnya minum alcohol karena dianggap bisa merusak keluarga. Terdapat sekitar 70 juta anggota diseluruh dunia yang tersebar di Eropa, Amerika Utara dan Amerika Latin. Sementara itu Rabbi Michael Treblow menjelaskan tentang asal usul agama Yahudi yang dalam hal ini tak jauh berbeda dengan agama Islam. Ia juga mengungkapkan bahwa umat Islam memiliki tempat khusus dihati orang Yahudi karena telah menyelamatkan agama ini dari kehancuran.Salah satu ajaran Yahudi adalah anak cucu Ibrahim memiliki tugas khusus untuk mendidik umat manusia menuju jalan yang benar. Karena itu mereka diharuskan mematuhi 613 aturan sedangkan orang lain hanya diwajibkan mematuhi 7 aturan. Yang menarik adalah pernyataan Treblow bahwa banyak orang Yahudi saat ini tidak merasa harus menjalankan perintah tersebut dan banyak diantara mereka yang melanggar ajaran yang telah ditetapkan.
Berkaitan dengan agama Islam dan Kristen, ia menilai bahwa jika melihat Muhammad dan Yesus sebagai manusia biasa, dan tidak dalam kapasitas mereka sebagai orang yang menerima wahyu tuhan, maka mereka berdua juga menjalankan tugas untuk mendidik umat manusia karena keduanya juga anak cucu Ibrahim.(mkf)
Dari (Warta) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/2707/dialog-antar-agama-jadi-topik-yang-menarik-di-leeds
Jalaludin Rumi
EmoticonEmoticon