Jakarta, Jalaludin Rumi. Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi berpendapat, masa depan Indonesia tidak bisa hanya diandalkan kepada meningkatnya jumlah kaum intelektual di Tanah Air. Pasalnya, negeri ini lebih membutuhkan kaum bermoral tinggi.
Sarjana hukum sangat banyak tapi hukum tetap dinjak-injak. Ahli hukum tapi kena hukuman. Sarjana ekonomi juga banyak tapi pengangguran selalu ada di mana-mana. Banyak juga yang ahli pendidikan namun tidak punya karakter, katanya pada peringatan haul Syaikh Abdul Qadir al-Jailani di Pesantren As-Sholihin al-Abror Cilincing, Jakarta Utara, (24/2).
Pengetahuan Saja Tak Jamin Indonesia Maju (Sumber Gambar : Nu Online) |
Pengetahuan Saja Tak Jamin Indonesia Maju
Hasyim mengatakan, ilmu pengetahuan harus disertai moralitas yang digali dari ketaatan beragama. Al-Quran mengingatkan, sebutan ulama hanya untuk hamba-hamba yang takut dan taat (khasy-yah). Inilah yang membedakan antara ulama dan panggilan kiai, tuan guru, buya, atau sejenisnya.Menurut pengasuh Pondok Pesantren al-Hikam Depok ini, sekarang Indonesia sedang mengalami krisis orang-orang pintar yang berdedikasi, amanah, dan jujur. Selain hukum, ekonomi, dan pendidikan, keadaan ini juga banyak terjadi dalam politik.
Jalaludin Rumi
Dengan mudah, lanjut Hasyim, calon pejabat menghalalkan cara-cara haram demi meraih kursi kekuasaan. Masyarakat juga dinilai kian permisif, bahkan kadang mendukung, kebobrokan moral para politisi ini karena turut memperoleh kenikmatan meskipun sesaat.Lha, yang mau dicari itu pemimpin atau pemain. Kalau pemimpin maka akan menghasilkan pimpinan, tapi kalau pemain akan menghasilkan permainan, terangnya.
Jalaludin Rumi
Karena itu, Hasyim mengimbau umat Islam untuk memperbaiki diri baik pada segi etos kerja ataupun ketaatan beragama. Indonesia ini tidak kekurangan orang pinter, tapi kekurangan orang bener, tuturnya.Penulis: Mahbib Khoiron
Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/42734/pengetahuan-saja-tak-jamin-indonesia-maju
EmoticonEmoticon