Jakarta, Jalaludin Rumi. Kini menghafal Al-Quran sudah menjadi "tren". Di mana-mana ada tendensi kuat agar umat Islam menghafal Quran. Bahkan, pesantren yang dulu tak dikenal sebagai pesantren tahfidh, sekarang tak mau ketinggalan; membuka lembaga tahfidh.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU KH Abdul Moqsith Ghazali, Rabu (13/7) melalui akun media sosial miliknya.
Paham Al-Quran Lebih Utama Ketimbang Hafal tanpa Memahami (Sumber Gambar : Nu Online) |
Paham Al-Quran Lebih Utama Ketimbang Hafal tanpa Memahami
Kiai Moqsith tidak memungkiri bahwa hafal Quran merupakan sebuah kebaikan. Namun, dia memberikan catatan, jika hal demikian harus diikuti dengan pemahaman terhadap Al-Quran itu sendiri. Karena menurutnya, memahami Al-Quran lebih sulit ketimbang menghafalnya.Hafal Quran itu bagus. Apalagi jika bisa tembus sampai 30 juz. Namun, hafal saja tentu kurang sempurna. Hafalan tetap harus ditunjang dengan pemahaman. Untuk memahami Quran memang lebih sulit daripada menghafal Quran, ujarnya.
Jalaludin Rumi
Dia menjelaskan bahwa memahami Al-Quran membutuhkan alat atau seperangkat ilmu sehingga proses tersebut tidak memerlukan waktu yang singkat dalam mempelajarinya.Jalaludin Rumi
Memahami Quran membutuhkan perangkat ilmu lebih banyak daripada menghafal Quran. Ada orang yang bisa hafal Quran dalam waktu 6 bulan. Tapi, tak ada orang yang bisa memahami Quran dalam waktu singkat, terang Dosen Pascasarjana STAINU Jakarta ini.Sebab itu, imbuhnya, memahami Al-Quran tentu lebih utama daripada hafal tanpa memahami. Yang lebih utama lagi, jelas hafal dan memahami Al-Quran, tegasnya. (Fathoni)
Dari (Nasional) Nu Online: http://www.nu.or.id/post/read/69693/paham-al-quran-lebih-utama-ketimbang-hafal-tanpa-memahami
EmoticonEmoticon